Saturday 21 March 2015

Curahan Hati Ibu


Anakku, malam ini Ibu merenung seusai Sholat Isya, menatap rajut benang sajadah dengan sejuta pikiran yang tiba-tiba datang. Hati ibu terasa hampa, ada isak yang menyeruak seakan ingin memuntahkan semua air mata yang masih tersisa. Entahlah Nak, akhir-akhir ini Ibu selalu merasakan hal seperti ini.


Belasan tahun kita bersama, menapaki kehidupan dengan berbagai kesulitan dan kesenangan yang telah menghampiri dan kita jalani bersama. Bukan suatu hal yang mudah kita mengarunginya. Kepolosanmu membuat Ibu merasa tertantang untuk hidup dalam satu kehidupan yang lebih sulit demi masa depanmu, itu hal yang utama bagi Ibu. Terbayang dalam ingatan Ibu, bagaimana  Ibu tinggalkan kau ketika Ibu mencari nafkah agar kita bisa hidup lebih baik, beribadah, sekolah yang baik,  kita bisa tinggal di rumah yang layak, bisa jalan-jalan di waktu senggang, bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. 


Nak, dulu, di masa Ibu seusiamu, banyak hal yang ingin ibu dapatkan, dan ada yang tidak Ibu dapatkan. Kadang hal kecil tidak bisa Ibu dapatkan. Tapi, Ibu mengerti dengan hal itu, banyak keterbatasan-keterbatasan yang ada diantara kita dan Ibu bersyukur apa yang Ibu peroleh. Kini, Ibu mencoba untuk memenuhi kebutuhanmu di setiap jenjang usiamu, mungkin nyaris sama dengan apa yang  dulu Ibu inginkan. Bantu Ibu dengan doa dan semangat untuk mendapatkan hal-hal yang kita harapkan.


Ibu keluar rumah untuk ibadah, demi kita. Kehidupan di luar sana sangatlah keras. Persaingan-persaingan kerja demikian hebat, Ibu tapaki perjalanan karir dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain. Bekal yang telah diberikan kakek dan nenekmu sangatlah berarti buat Ibu, Alhamdulillah, Ibu sangat bersyukur apa yang telah mereka bekalkan kepada Ibu. Rupiah demi rupiah Ibu kumpulkan untuk kita. Harapan yang terbesar bagi Ibu adalah agar kau bisa hidup lebih baik dari sekarang, dengan ibadah, doa dan ikhtiar kita jajaki bersama. 

Berat nak, perjalanan hidup penuh godaan yang tidak bisa kita duga dari mana, dari siapa, dan dalam bentuk apa. Semua mengalir seiring dengan waktu. Doa agar kita bisa dijauhkan dari semua godaan dan menghadapi godaan dengan cara yang diridhoi Allah, adalah salah satu doa yang ada dalam setiap sholat Ibu. 

Nak, kadang kau bertanya, bagaimana Ibu bisa mengarungi hidup dalam kesendirian seperti ini. Ibu tidak bisa menjawab lebih banyak. Prioritas dalam kehidupan Ibu saat ini bukanlan mencari pendamping, tapi membesarkan kau agar bisa menjadi manusia yang sholeh dan sholehan, menjadi orang berbakti pada orang tua, berguna bagi nusa, bangsa, dan agama, adalah tujuan Ibu. Bila suatu hari nanti, Allah memberikan seseorang yang memang untuk pendamping, itu adalah satu bonus dari Allah, dia adalah pilihan Allah, bukan Ibu. 

Dalam pergaulan karir Ibu yang selalu bertemu dengan orang-orang di luar sana, bukan cara Ibu untuk pendamping.  Tahukah Nak, godaannya banyak sekali. dan Ibu hanya ingin menjaga diri, walaupun kadang Ibu bisa khilaf, dan hanya bisa menyesali diri dengan berrtobat.  Nak, selain ajaran Allah Swt, kalian adalah pagar hidup Ibu dalam kehidupan nyata, tak ingin Ibu kehilangan figur seorang Ibu yang bisa kau banggakan, Ibu  tak ingin gagal mendidikmu menjadi anak sholeh dan sholehah. Biarkan Ibu menjalani kehidupan pribadi, dengan tidak membuat luka dalam diri.

Nak, sekarang kau tumbuh menjadi remaja cantik dan tampan. Di usia puber seperti ini, alhamdulillah tak banyak yang Ibu risaukan tentang pergaulanmu di luar sana, sejauh ini masih dalam batas-batas norma agama yang kita terapkan.  Prestasi belajarmu yang kau raih, satu kebanggaan bagi Ibu.  Diantara  lelah dan penat yang Ibu rasa, Ibu masih upayakan untuk  bisa memperhatikan setiap mata pelajaranmu, tak banyak yang bisa lakukan.  Semester demi semester sekolahmu, tak pernah Ibu rasakan kekhawatiran atas prestasimu, terima kasih Nak, itu yang membuat Ibu untuk lebih bisa bersemangat untuk menyekolahkanmu lebih tinggi hingga menjadi orang yang bermartabat. Tak banyak bekal yang bisa Ibu berikan, selain ilmu yang bermanfaat untuk hidupmu kelak.

Anakku, diantara beribu doa yang Ibu panjantkan, kau adalah prioritas, selalu. Hanya waktu yang bisa memisahkan kita dalam sementara waktu karena kesibukan masing-masing, namun rasa rindu, sayang dan doa selalu ada di setiap langkah Ibu. Jadilah kau menjadi manusia yang bisa menolong orang dikala diperlukan, manusia yang sholeh dan sholehah dan bermartabat. Ibu tulis ini, diantara rasa sayang yang tidak akan berhenti untuk memperjuangkanmu.

#catatanharianseorangibu
#dikutip dari blog seorang teman





  

0 comments:

Post a Comment