Wednesday 12 December 2007

Kebohongan Ibu




Dikutip dari salah satu email teman ….

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika saya masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata, "Makanlah nak, aku tidak lapar" ——– KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA



Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA



Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT



Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA



Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM



Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH



Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah diranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.



Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : "Terima kasih ibu!"

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?


Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "menyesal" di kemudian hari

Wednesday 5 December 2007

Agenda Ujian & Liburan Sekolah ???


Wednesday, December 5th, 2007

Ga kerasa dah mau akhir tahun lagi… anak2 udah mau ujian semester ganjil ..::-) mesti prepare waktu buat nemenin mereka belajar. semua agenda mesti dibikin lebih rapi … Ga pengen aq kehilangan waktu buat nemenin anak2 belajar, sebisanya …. Biar ga terlalu feeling guilty pas pembagian raport.. Hmm.. gimana ya ?

Masih untung di kantor ga terlalu repot mgg depan, mesti pinter2 bikin strategi biar bisa pulang lebih cepet. Dah diatur mgg ini ga ada agenda keluar, paling2 hang out ama anak2 sebelum ujian di hari senin…tinggal atur agenda liburan sekolah yang lumayan cukup panjang. Ga ada agenda cuti akhir tahun dari kantor, izin sehari diantara hari ‘kejepit’ mungkin bisa dipergunakan… Rencana mo jalan2 ke daerah Jateng dan sekitarnya, biar anak2 lebih ngerasa jadi ‘orang indonesia’ … Adi pengen jalan-jalan ke Borobudur, padahal dulu masih kecil pernah juga dibawa kesana, emang Abel belum pernah 

Agak ribet juga, atur tempat apa aja yang mau didatengin, ngurusin rute terutama, baru 2 propinsi aja kok udah susah … atur orang2 rumah yang berangkat siapa aja, biar rame n ada juga yang jagain anak2..

Cost akhir tahun emang agak bengkak, buka tabungan n mulai berhitung …:-) It’s ok, agenda ini ga terlalu rutin, kali2 jalan di udara terbuka lebih ok n bikin fresh .. tinggal tunggu anak2 ujian n bagi rapot.. agak deg2an juga.. apalagi Adi yang udah kelas 6 mo ujian akhir ntar….

Sekarag mulai berhitung mundur buat mempersiapkan segala sesuatunya… biasanya ok aja, walaupun kadang ada yang meleset dikit, itu biasa… mana ada yang sempurna … Yang penting ada waktu liburan bersama anak2 dan keluarga, meskipun cuma beberapa hari, kebersamaan …Wait n C



Friday 30 November 2007

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan


Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.

Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.*



Saturday 10 November 2007

Semenit Saja




Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar/teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid.


Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Ketika masih kurasa kurang harta benda yang ada disekelilingku, hari ini kuputuskan untuk mendermakan uangku Rp 150.000,-/bulan untuk Yayasan Jantung Indonesia selama dua tahun. 


Dan baru kali inilah MasterCard membantuku untuk ikhlas beramal, dibalik segala hedonisme yang diusungnya selama ini.

Thursday 20 September 2007

Surat Untuk Cintaku


(satu kutipan dan kiriman untuk direnungkan dan dinikmati, suatu paparan yang memerlukan suatu penghayatan, dibaca, dicerna, inikah ….???)

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.

Syalom,…….Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa satu tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Tahukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangkamu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam

Thursday 13 September 2007

Ramadhan…



Ga terasa waktu cepet banget berlalu… dah nginjek bulan puasa yang penuh dengan berkah dan hidayah… mesti penyesuaian juga dengan semua jadwal dan kerjaan. Tapi alhamdulillah, udah agak mendingan, ga terlalu kejar tayang …

Anak-anak lagi liburan di Bandung… Hm… Abel lagi belajar puasa nh…hari kemarin tamat alhamdulillah.. mudah2an seperti akangnya, kelas 1 udah cuma bocor sehari.. inget banget waktu Adi lagi puasa pertama kali… was2 juga bisa ga ya… badannya lemes tiduran aja… pelajaran itu yang harus dipelajari dengan tekun.. bukan hal yang mudah, tergantung bagaimana kita mengajarinya.

Alhamdulillah Adi bisa belajar dan menjalaninya, sekarang Abel yang sedang belajar.. semoga …..

Sunday 22 July 2007

PUSING…


Duh … kali ini bener2 puyeng ngurusin jadwal anak2 …
Abel mulai sekolah, ikut eskul dan les tambahan…
Adi udah kelas 6, mulai mikir2 tentang UAN yang bikin para ortu heboh mikirin anak2nya lulus apa ga :-(( Padahal Adi baru SD, apalagi para ortu yang punya anak SMP n SMA ya ????

Hari Sabtu kemarin tgl 21, ada rapat ortu di sekolah anak2. diagenda sh acaranya jam 08.00 -10.30. Udah hapal dengan agenda sekolah, saya jalan ke sekolah jam 09.00. Padahal ada agenda rapat di kantor jam 10.00, untuk membicarakan tentang rakernas tanggal 27 minggu depan. Yup …. event di kantor masih bisa ada yang wakili sementara, tapi untuk urusan anak2 ga bisa diwakili… apalagi abel masuk kelas 1, semuanya pasti baru … Paling tidak, kelar ngurusin anak2 baru ke kantor …

Akhirnya sesudah discuss ama guru kelas Abel, Abel ikut eskul menari dan pemantapan al Qur’an … untuk sementara Adi ga ikut eskul di sekolah, karena ada beberapa les yang akan diikuti di luar sekolah..

Dapat jadwal dari anak2, langsung bikin schedule les mereka. Saya kasih tambahan les di Bintang Pelajar, jadwal Abel masih mending. Pas cek jadwal Adi duh… bener2 pusing… padat banget, ga ada olah raga, les di Bintang Pelajar fully plus Gitar dan Band :-((( saya tanya ama Adi, gimana kalau schedulenya begini … udah pinter koreksi… akhirnya deal d jadwal yang udah dibikin… dengan catatan trial 1 bulan, kalau ga sanggup bs reschedule gt….

Sekarang ada yang mesti dipecahin lg…:-( Bagian antar jemput anak-anak. Dengan tambahan jadwal yang seabrek2 mesti bikin jadwal juga buat bos penjemput …
Minggu siang ketemu juga ama bos penjemput. Saya serahin jadwal anak2, bingung dia… gimana ngaturnya bunda ? ok, saya akan bikin jadwal khusus buat bos penjemput. yang penting deal dulu, dia sanggup apa tidak. Alhamdulillah bos penjemput sanggup menjalankan tugas !!!!

Sekarang tinggal lihat bagaimana aplikasi semuanya… semoga lancar bagi2 tugasnya…. Amin


Wednesday 18 July 2007

My KIDS




Rasanya baru kemarin Abel masuk sekkolah di play group, pake baju seragam baru, gemuk, pipi montok, rambut kuciran dua…!

Sekarang abel udah masuk SD, ga terasa dah 3 tahun berlalu. Abel seneng banget, satu sekolah ama Akang nya. Tambah lagi tugas ibu ngawasin anak-anak yang udah mulai gede… Adi bentar lagi masuk SMP

Hari pertama masuk sekolah, abel ga sabar udah pengen berangkat sekolah.. padahal belum tahu dimana ruangannya rasanya bahagia banget… pagi-pagi abel bilang "bunda, abel udah pake baju seragam putih-putih, mau upacara." duh…

Adi anaknya lebih cool, bahkan kadang tanpa ekspresi, lain abel, lebih komunikatif dan terbuka, jadi lebih gampang nerka apa yang terjadi dan apa yang dipikirkan tentang abel. Kalau adi, harus ditanya dulu pelan-pelan, ditanya lagi, baru akhirnya kebuka, tapi dikit… terus ditanya lagi… baru d…

Berat memang, tapi mau ga mau memang harus dipelajari, jangan sampai kecolongan ga tahu apa yang dipikirin oleh anak2… jangan sampai anak lebih sering cerita ama orang lain dari pada ama ortunya… kadang masa lalu kita juga bisa jadi bahan bagaimana kita mengajar kepada anak.

Ada beberapa hal yang pasti kita ingat apa yang terjadi dalam diri kita waktu kecil. Baik itu bagaimana sikap orang tua terhadap kita, kehidupan kita, hubungan kita dengan lingkungan keluarga dan di luar keluarga. Itu baik untuk menjadi bahan bagaimana kita menghadapi anak-anak.Mungkin dulu ada yang kita rasa ga sreg dengan perlakuan orang tua terhadap kita, padahal maksud mereka baik, tapi kadang-kadang penyampaikan terhadap kita ga pas dengan kita, nah.. kita tinggal pelajari bagaimana caranya agar kita bisa menyampaikan maksud kita sesuai dengan kondisi anak-anak…

Adi dan Abel udah tambah gede, tambah kritis terhadap kita dan lingkungan sekeliling, udah mulai bisa protes, menolak bahkan mendukung. Ini tanda-tanda cara berpikir mereka sudah mulai aktif. Kedewasaan dan kematangan kita mulai teruji sebagai orang tua. Pertimbangan-pertimbangan mulai muncul pada saat suatu persoalan mencuat, dan kita mulai berpikir bagaimana mengatasinya. Ini suatu pelajaran tanpa kita sadari…

Wednesday 30 May 2007

BundA SampaikaN di HarI UlanG TahuN



Adinandra Laras




Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Selamat pagi Akang,

Sepuluh tahun sudah waktu berlalu, usiamu menjadi sepuluh tahun
Masih terngiang tangis bahagia 10 tahun yang lalu,
Saat pertamakali kau sapa dunia dan Bunda,
Bunda sambutdirimu dengan bahagia dan haru yang tak terhingga.

Bunda ajak dirimu tuk berjalan di jalan Allah, jalan kemenangan.
Bunda ajari Akang belajar jalan, bersamaan dengan Bunda yang tertatih belajar jadi Bunda yang baik.
Kita berhasil meniti jalan h idup bersama dalam peran takdir illahi

Dalam masa kanakmu ini,
Kini kau tengah mencoba mengerti dan memahami dunia,
dan kita akan terus mengarunginya bersama dalam kasih sayang kita yang abadi.

Akang, selamat ulang tahun,

Bunda sayang Akang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bunda

Monday 28 May 2007

Keluarga atau Karier ???????




Buat adik2, rekan-rekan (cewek terutama) yg blm berkeluarga or yang udah keluarga tapi belum punya baby juga buat yang udah berkekeluarga n punya baby… pernah ga kepikiran gimana kalau Qta2 sebagai ibu rumah tangga juga sebagai wanita aktif (berkarier) membagi waktu untuk keduanya agar tidak timpang ?

udah 10 tahun saya menjalani kehidupan seperti itu, ada kalanya merasa adil, tapi di satu pihak ada saja yang merasa dikesampingkan….

Share dikit ya….

pada akhirnya, qra2 setahun yg lalu, sy coba untuk memposisikan sebagai ibu rumah tangga, yang bener2 orang rumahan….. orang2 dirumah bilang, emang bisa??? apa bisa juga melepaskan hidup tanpa telp dan sms2 urusan kerja ??? saya jawab dengan yakin, BISA!!

Waktu berlalu hingga delapan bulan berjalan, ada rasa boring, rindu dengan rutinitas kantor, rindu dengan kegaitan-kegiatan lama. Mau back office kayaknya saya masih mikir2, ga enak juga ama bos, kemarin2 kok yakin banget udah bisa ngelepasin kerjaan, padahal ga GE-ER banget, banyak hal yang hanya bisa dikerjakan oleh saya di sana…..

akhirnya iseng dan iseng buka2 website tentang family and carrier …

WHAT DO I GET ? !!!!

ternyata ga sulit bagi waktu antara keluarga dan karir… tips nya…. tunggu ya…

Tuesday 22 May 2007

Keluarga atau Karier ???????

Me….

Me, YoU, N My KiDs …

Mereka yang bisa bikin aq merasa paling BeRhaRgA …
Itu juga yg bisa memberi aq semangat dan memberikan ketegaran dalam menghadapi semua perjalanan hidup selama ini …

PeSaNNyA : Be strong Bunda, face this life and never b a SuPeR WoMaN…..!!!!