Saturday 2 April 2016

Kisah dari Blog Sebelah



Medengar pernyataanmu, aku sampaikan apa yang menjadi pendapatku, dan  aku harap kita bisa lebih bijak dalam menentukan langkah. 

Dalam kehidupan pernikahan seringkali terjadi  kejenuhan yang disebabkan rutinitas yang terus berulang tanpa ada variasi. Secara alami, baik pria  maupun wanita, akan melihat sisi luar dari kehidupanintern mereka, tidak mengeneralisasi, tapi kenyataan menunjukkan seperti itu dimana mereka melihat sesuatu ataupun dari seseorang lain yang berbeda darinya,  unik, dan perbedaan itu  menimbulkan suatu gairah dan rasa penasaran.

Kita bicara tentang "seseorang" .. bukan “sesuatu”. Ketika diantara kita terjadi komunikasi  ringan, awalnya biasa saja, saling respon sehingga komunikasi yang intens, "menciptakan" persamaan persepsi, kecocokan, dan kenyamanan hingga hadir rasa kehilangan pada saat komunikasi terhenti sesaat, dan akhirnya timbul "rasa sayang", entah dalam arti apa walau kadang kita menyadari bahwa itu mungkin akan hadir  sesaat.

Ketika kau ungkapkan apa yang kau rasakan, ada pertanyaan yang aku sampaikan "mau kemana kita" ? 

Aku butuh kenyamanan, perhatian, kasih sayang dan saling berbagi. Tapi dengan masuknya aku dalam kehidupanmu, ada hal yang telah aku lakukan. Mengalihkan perhatian dan kasih sayangmu yang merusak suatu tatanan yang sudah tertata rapi. Jika  pada suatu saat kita berjalan dan sampai pada masa  bahwa kita 'merasa' saling membutuhkan, kecocokan,  sehingga timbul  keinginan utk bersama. Apakah itu mungkin ? Apakah kita siap ? 

Ketika kamu tidak bisa menjawabnya, dan membiarkannya semua berjalan 'seperti air' dalam ketidakpastian, wajar jika ketika aku tanya, bagaimana jika ada yg lebih pasti, apakah  kita bisa saling meninggalkan begitu saja ?

Itu yang harus kita pikirkan. Dimana rasa sayang dan kenyamanan yang sudah ada dan terus meningkat di usia kita, semuanya berjalan melaui tahapan yang berbeda. Dan jika semuanya berakhir, akan meninggalkan rasa sakit ...

Sekarang saja, kita 'merasa' siap untuk ditinggalkan, memberikan arti bahwa 'tidak ada yang perlu dipertahankan' dan tidak ada yang perlu diperjuangkan. Sebagai wanita dewasa, berjuang, mencoba untuk meninggalkan kesenangan pribadi demi kewajiban-kewajiban yang diemban dan sampai pada satu titik berharap ada seorang pendamping. Ini adalah satu diantara sekian banyak harapan dengan penuh pertimbangan. 

Hadirnya seorang pendamping yang bisa mengurangi beban dengan membaginya. Tidaklah gampang memutuskan untuk memilih seseorang untuk menjadi pendamping.  Memulai hubungan baru adalah satu perjalanan, dan ketika kerikil pun datang hingga menjadi bongkahan batu yang tidak pernah bisa dilalui. Aku cape.

Di antara kita, kita tidak tahu tujuan kita kemana, ingatlah satu diantara kita ada yang berharap, dan satu diantara kita, tengah menghadapi satu tembok yang menjadi pertimbangan besar.

Waktu berlalu akan meninggalkan sejuta cerita dan kenangan dan pada akhirnya kita akan berjalan di jalan masing-masing, dan menjadi sebuah cerita.  Apa yang telah kita lakukan di saat-saat bersama ? Kebersamaa yang penuh dengan senyum, tawa, canda , dan akhirnya  air mata

Kamu  masih ada yang menunggu dan aku tetap sendiri.
Nantinya seperti itu ...

Aku tidak bisa menerimanya.

***


Tentang Tulisanku



Tidak perlu kau tanya apakah itu adalah pengalaman hidupku atau bukan. Semua yang terjadi dalam kehidupan diri dan pengalaman orang lain bisa menjadi satu inspirasi untuk dituangkan sehingga menjadi satu seni tersendiri. 

Tak perlu kau tanya bagaimana aku bisa menguraikannya dalam kaliamat-kalimat, seakan-akan aku menjadi pemeran utama.  Jujur, aku memposisikan diri dalam cerita itu, tidak hanya sebagain pemeran utama, tapi peran-peran lainnya sehingga aku bisa membayangkan bagaimana jika aku berada di posisi itu sesuai dengan makna, tujuan dan akhir dari  masing-masing peran.

Tak perlu kau tanya kapan aku bisa mengerjakannya. Ketika satu ide bisa datang tiba-tiba, meskipun  dari satu kata, dan aku akan membuat satu kalimat, hingga  alenia berikutnya sehingga menjadi satu alur cerita.

Tak perlu kau tanya apakah aku terpengaruh dengan isi cerita. Jika cerita itu tentang kesedihan, bisa membuat aku menangis, jika itu tentang kebahagian, bisa membuat aku tertawa, dan cerita-cerita itu secara alami bisa membawa suasana hatiku.

Jadi, kau hanya perlu membaca apa yang tersurat dan tersirat di sana, apa makna yang terkandung didalamnya, dan ambil hikmah yang bisa diambil. 


***